TITIK AWAL ATMA JAYA
Makassar, (1964 -1980)
Prof. DR. C. Salombe:
BERGAUNG dari rentang waktu yang panjang. Sesuatu yang mengalir lebih deras dari kenang sejarah yang tercatat sebagai Bandar Makassar dan melukiskan arus Tallo dari hulu menuju laut lepas. Ingatan saya berawal di Jalan Serui pada sekitar tahun seribu Sembilan ratus enampuluhan.
Di sini saya ingin menyebutkan, bahwa mendirikan sebuah universitas bukan perkara mudah. Kesalahan dari system di decade 1960-an yaitu menetukan syarat-syarat pada mereka yang boleh masuk ke universitas hanyalah lulusan dengan ranking 1,2, dan 3. Sementara kesempatan untuk masuk ke jenjang perguruan tinggi belum terbuka luas di masyarakat.
Tahun 1964, Partai Katolik dalam hal ini diwakili Alm. Drs. Frans Seda yang telah merintis pertemuan antara Partai Katolik dengan Ketua Partai Katolik di tiap-tiap provinsi. Pada saat itu posisi saya sebagai Ketua Partai Katolik Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Ketika itu, setiap malam Sabtu kami bertemu di Marga Siwa Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), di Jalan Dr. Ratulangi No.1 Jakarta.
Antara Partai Katolik dengan Wali Gereja yang pada saat itu diwakili Uskup Joyo Saputro dari Jakarta, bersepakat hanya akan mendirikan satu saja Universitas Katolik di Indonesia, dan nantinya tiap-tiap provinsi akan memilih fakultas-fakultas mana yang menjadi prioritas kepentingan daerahnya.
Di Makassar sendiri, Uskup Mgr. Nicolaus Martinus Schneiders CICM, memutuskan untuk memilih Fakultas Farmasi di samping fakultasfakultas yang umum lainnya.
Dan atas inisiasi Uskup Mgr. Nicolaus Martinus Schneiders CICM, para pendiri memohon pendanaan ke Belgia. Permohonan pendanaan itu kemudian disetujui oleh Boudewijn Albert Karel Leopold Axel Marie Gustaaf van Belgie, putra tertua Leopold III. Dana yang diberikan itu adalah untuk membiayai Fakultas Farmasi di Makassar dan Fakultas Kedokteran di Malang. Jadi itulah titik awalnya berdiri Universitas Katolik Indonesia di Makassar.
Universitas Katolik di Makassar ketika didirikan, diasuh oleh Yayasan Keuskupan, dan oleh Keuskupan diberi nama Karaeng Patingaloang (I Mangadacinna To Waniaga Daeng Sitaba Karaeng Patingaloang Sultan Mahmud Tumenangari Bonrobiraeng). Nama ini diambil oleh pihak Keuskupan dari nama seorang tokoh asal Sulawesi Selatan yang ahli berbagai ilmu dan ahli berbagai bahasa. Yayasan Keuskupan Karaeng Patingaloang dikelola para pengusaha katolik antara lain Mr. Liem, Swasta, Mr. Bruno Thung B.S, dan Frans Rampi Sela (nama-nama ini yang masih sempat kami ingat).
Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar dimulai 1964. Saya masih ingat betul, sebab pada saat itu saya ditunjuk sebagai Pembantu Rektor III, urusan kemahasiswaan. Semua ini tentunya boleh direalisasikan atas inisiasi para pendiri, di dalamnya termasuk saya dan Alm. Drs. Frans Seda.
Tahun-tahun permulaan penuh pergumulan bagi Universitas Katolik Atma Jaya Makassar untuk berjuang bagi cita-cita menghadirkan sumberdaya manusia berkualitas yang mampu tegak menhadapi hempasan badai zaman. Namun, oleh berbagai kesibukan saya harus meninggalkan Makassar.
Berbagai Tantangan
Pada 27 Januari 1967, saya mendapat radiogram dari Jakarta yang isi dari radiogram itu saya ditunjuk oleh pemerintah sebagai anggota DPR/MPR Gotongroyong; tanggal 28 januari 1967 saya ke Gubernuran, rupanya di sana tiket saya sudah disiapkan.
Jadi, saya berangkat hari itu juga ke Jakarta, dan pada tanggal 29 Januari 1967 saya dilantik sebagai anggota DPR/MPR mewakili Partai Katolik. Selama lima tahun, berkecimpung di jajaran kabinet Indonesia.
Sementara, situasi pendidikan di Makassar saat itu, secara umum kondisinya sama dengan situasi pendidikan di berbagai tempat di tanah air ini, yakni ruang-ruang kelas selalu kekurangan mahasiswa.
Inilah yang menjadi salah satu perhatian dan kepedulian kami terhadap kondisi pendidikan yang berlangsung di berbagai tempat di tanah air, dan juga berlangsung di tanah kelahiran kami, Makassar.
Lintasan sejarah selalu membawa saya kembali. Januari 1972, pulang dari Jakarta saya ke Jalan Serui, tempat di mana Universitas Katolik pertama didirikan. Ternyata di sana sudah kosong (ditutup). Rupanya pada tahun 1969 untuk sementara perkuliahan ditutup karena kurangnya jumlah mahasiswa.
Kondisi ini tak hanya dialami Universitas Katolik Atma Jaya saja, univeritas-universitas swasta lainnya di Makassar juga berhenti beraktivitas karena kekurangan jumlah mahasiswa.
Alasan yang sepertinya dapat diterima akal, sebab Universitas Hasanuddin, satu-satunya universitas negeri di Makassar, membuat program baru dan menerima mahasiswa baru dengan jumlah yang sangat besar yang berasal dari Makassar dan wilayah sekitarnya.
Beberapa tahun berlalu sejak 1972, upaya terus dilakukan untuk kembali menghidupkan Universitas Katolik Atma Jaya di Makassar. Ada begitu banyak halangan dan tantangan yang ditemui.
Pergerakan AWAM
Pada saat universitas akan didirikan, pihak Keuskupan waktu itu menutup kemungkinan untuk kembali mendirikan Universitas Katolik di Makassar.
Uskup Makassar, Mgr. Dr. Theodorus Lumanauw Pr, yang menggantikan Mgr. Nicolaus Martinus Schneiders CICM sejak 1973, menyebutkan bahwa , "Berdosa jika kita menciptakan sarjana-sarjana yang akhirnya hanya akan menjadi pengangguran."
Karena alasan tersebut di atas keuskupan Makassar tidak menyetujui dan tidak memberikan restu untuk pembukaan kembali Universitas Katolik di Makassar. Ditambah lagi Keuskupan Makassar tidak mampu menyediakan dana yang sangat besar untuk biaya operasional pendidikan tersebut.
Pihak Keuskupan hanya tertarik bila saat itu yang diperjuangkan untuk dibuka adalah akademi saja.
Tegasnya uskup Mgr. Dr. Theodorus Lumanauw Pr menyatakan, "Jika kalian buka akan saya tutup, stempel ada pada saya."
Jadi, karena adanya ketidaksepakatan dengan uskup Keuskupan Agung Makassar, maka kami berusaha menempuh usaha lain dan setelah kami mendapat masukan pemikiran perihal ketidaksepahaman dengan keuskupan agung Makassar saat itu dari Vikjen Mgr. Dr. Frans V. Roesel CICM dan juga pertimbangan dari Pastor Tjeerd Berkenbosh CICM, waktu itu beliau adalah Rektor seminari St Petrus Klaver di Makassar.
Dengan jiwa dan semangat yang kami dapatkan dari Vikjen Mgr. Dr. Frans V. Roessel CICM dan Pastor Tjeerd Berkenbosh CICM, Rektor seminari di Makassar, atas rencana pembukaan kembali Universitas Atma Jaya Makassar.
Akhirnya kami sepakat untuk meneruskan rencana pembukaan kembali universitas tersebut dengan tidak mempergunakan nama Universitas Katolik karena uskup Mgr. Dr. Theodorus Lumanauw Pr, tidak menyetujui Universitas Katolik dibuka kembali.
Jadi seluruh pendiri dan pengelolaan universitas ini adalah dari kaum awam katolik, dengan alasan tersebut universitas Atma Jaya Makassar tidak menggunakan nama universitas katolik.
Tahun demi tahun berlalu dalam ketidakpastian walaupun perjuangan terus berlanjut. Dan akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu itu ternyata tiba juga. Saya menyebutkan ini sebagai Karya Tuhan, sebab pada tanggal 25 September 1979 jawaban dari kerja keras untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi itu terjawab juga.
Saya dalam hal ini tidak bekerja sendirian, sebab ada kawan-kawan yang juga memiliki keinginan yang sama (mimpi yang sama) untuk pembukaan kembali Universitas tersebut.
Adapun pemikiran mengapa universitas ini dibuka kembali karena pada saat itu generasi muda / lulusan SMA yang dapat ditampung di UNHAS sangat terbatas malah sebagian generasi muda Katolik yang akan melanjutkan ke Universitas terpaksa mereka masuk kuliah ke UKIP Paulus atau malah ke UMI (Universitas Muslim Indonesia) dan inilah yang mendorong kami sehingga kami merasa terpanggil dan perlu untuk segera memberikan kesempatan pendidikan Tinggi kepada generasi muda Katolik di Makassar dan sekitarnya / Sulawesi Selatan dan Indonesia bagian Timur/ lulusan SMA yang tidak dapat diterima di UNHAS.
saya dan beberapa nama yang saya sebutkan ini adalah penggagas yakni saya sendiri C. Salombe, John Chandra Sjarif, dan Ferdy Wijaya, serta saudara Alex Walalangi. Kami mengadakan pertemuan dan perundingan beberapa kali untuk mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan rencana pembukaan kembali Universitas Atma Jaya Makassar setelah kami anggap bahwa persiapan untuk maksud tersebut sudah memadai.
Kemudian kami menghadap Kopertis Wilayah Indonesia Timur, yakni Prof. Dr. Amiruddin dan sebagai pelaksana tugas kopertis adalah Bapak Saleh Matayang SH (Alm).
Dan sebagai hasil dari pertemuan dengan Prof. Dr. Ir. Amiruddin dan Bapak Saleh Matayang SH tersebut kami diberikan beberapa persyaratan untuk dapat mendirikan satu Perguruan Tinggi dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Harus ada dana sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dalam bentuk deposito.
- Harus ada bukti kepemilikan tanah untuk rencana pendirian gedung kampus tersebut ± 1 HA
- Harus mempersiapkan rencana induk pengembangan.
- Harus mempersiapkan Logo Universitas.
-
Harus ada daftar calon mahasiswa 50 orang setiap Fakultas.
(informasi persyaratan ini kami dapat juga dari Pak Paridi SH Alm)
Dan untuk memenuhi persyaratan 1 dan 2, yakni, harus ada dana sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dalam bentuk deposito; dan harus ada bukti kepemilikan tanah untuk rencana pendirian gedung kampus tersebut ± 1 HA, kami tugaskan kepada Saudara John Chandra Sjarif dan Saudara Ferdy Wijaya untuk mempersiapkankebutuhan itu. Untuk syarat ke 3 dan 4, yaitu untuk mempersiapkan rencana induk pengembangan dan mempersiapkan Logo Universitas, kami tugaskan Saudara Herman Suwera untuk menyelesaikannya di bawah koodinasi saya sendiri, C Salombe. Alhasil dari usaha ini kami dapat penuhi semua persyaratan yang diwajibkan oleh Kopertis Wilayah Indonesia Timur yaitu:
- Dana sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) disediakan dananya oleh saudara John Chandra Sjarif.
- Persyaratan tanah untuk pembangunan kampus kami dapat bantuan dari Vikjen Keuskupan Agung Makassar Mgr. Dr. Frans V. Roessel CICM yang saat itu memberikan surat persetujuan bahwa tanah lokasi Pertanian Lontara jongaya milik Yayasan taman Tunas diserahkan untuk persiapan pendirian Kampus Univesitas Atma Jaya Makassar (copy kepemilikan tanah dari Taman Tunas).
John Chandra Sjarif, menyebutkan yang mana, "Dalam hal ini saya sangat mendukung rencana pembukaan kembali Universitas Atma Jaya Makassar karena pengagas adalah Prof. Dr. C. Salombe saya kenal sangat dekat sebagai pribadi pendidik ( ex Direktur SMA Katolik cendrawasih) dan juga sebagai teman seperjuangan di organisasi Katolik di Sulawesi Selatan dan saya jamin dedikasi Prof. Salombe dalam memperjuangkan sesuatu adalah sangat prinsip dan tanpa pamrih, makanya saya bersedia bersama dengan Prof. Dr. C. Salombe mendukung rencana ini."
John Chandra Sjarif juga menyebut, "Seandainya bukan Prof. Dr. C. Salombe sebagai penggagas untuk pendirian kembali UAJM, mungkin saya tidak bersedia ambil bagian dan melibatkan diri dalam rencana ini."
Setelah mendapat persetujuan prinsip serta izin operasional dari Kopertis Wilayah Indonesia Timur tahun 1980 Universitas Atma Jaya Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya didirikan sepenuhnya oleh kaum awam katolik. Resmi didirikan dengan Akta Notaris Joosh Dumanauw No. 17 tanggal 9 Juni 1980.
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN PERTAMA (I) 1980
Ketua : Dr. Cornelius Salombe
Wakil Ketua : Drs. Alex Walalangi
Sekretaris I : Drs. B. Mangande
Sekretaris II : Ir. Paul Haryanta
Bendahara I : John Chandra Syarif
Bendahara II : F. Rampisela
Komisaris : Prof. Dr. Rusli Efendy
Pengawas : Dr. Letkol. Udara. A. Manukbua
Penasehat : Anthonius Soetomo Padmosepoetro, SH
IZIN KOPERTIS WILAYAH VII INDONESIA TIMUR
Dengan dasar persetujuan prinsip serta izin operasional yang diterbitkan Kopertis Wilayah Indonesia Timur, Panitia Pendiri Universitas Atma Jaya Makassar yang dikoordinasi oleh Prof. Dr. C. Salombe dan Prof. Teng Tjin Leng SH melakukan persiapan dan upaya perwujudan pendirian Universitas Atma Jaya Makassar atas dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
Universitas Atma Jaya mulai beroperasi tahun akademik 1980/1981 berdasarkan surat izin koordinator kopertis wilayah VII Indonesia Timur dengan surat izin No. 085/981 tanggal 14 Juli 1981.
Memulai kegiatan operasionalnya dan perkuliahan dengan menggunakan gedung SMP Frater dan gedung SD Frater Thamrin JI. Thamrin No. 3-5 Makassar sebagai tempat kuliah atas restu dan persetujuan penggunaan gedung oleh Yayasan Taman Tunas/ Frateran yang dalam hal ini oleh Vikjen Mgr. Dr. Frans V. Roessel dengan syarat bahwa pemakaian gedung tersebut harus disewa dari Yayasan Taman Tunas.
Adapun program studi yang dibuka saat itu adalah:
- Fakultas Ekonomi:
- Jurusan Management
- Jurusan Studi Pembangunan
- Fakultas Hukum Perdata dan Pidana
- Fakultas Teknik Jurusan Elektro
Setelah yayasan ini dibentuk dan Universitas sudah mulai kegiatan operasionalnya, sejak saat itu saya tidak tahu mengapa dan kenapa saudara Ferdy Wijaya tidak tampil lagi. Mungkin saat itu dia lagi ingin konsentrasi pada usahanya atau ada hal-hal lain sehingga saudara Ferdy Wijaya tidak ambil bagian lagi.
Sebagai Rektor pertama Universitas Atma Jaya Makassar adalah
Prof. Teng Tjin Leng SH termasuk staf rektor / dekan-dekan dari tahun 1980 s/d 2012. (Lihat Lampiran)
Dan sebagai ketua yayasan pertama adalah Prof. Dr. C. Salombe dengan staf pengurus dari tahun 1980 s/d 2012 (Lihat Lampiran).
Adapun perkuliahan semua jurusan dilaksanakan di gedung SMP Frater dan gedung SD Frater sejak 1981 sampai dengan tahun 1985.
KEPUTUSAN DIRJEN DIKTI DEPDIKBUD : SELENGGARAKAN PENDIDIKAN PROGRAM S1
Pada tahun Akademik 1985/1986 berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti Depdikbud No. 045/D/1985 tanggal 28 Januari 1985 Univeritas Atma Jaya Makassar diizinkan resmi menyelenggarakan Pendidikan Program Strata satu (S1) untuk semua Fakultas dan jurusan yang ada sebagai status terdaftar.
Untuk biaya penyelenggaraan pendidikan sejak semula berdiri tahun 1981 s/d 1985 semua kekurangan biaya baik dosen, karyawan, maupun biaya Operasional Universitas dibantu oleh Saudara John Chandra Sjarif yang juga sebagai Bendahara Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar.
Pada tahun 1983 / 1984 atas usaha pengurus yayasan kami dapat kesempatan membeli tanah untuk lokasi kampus di daerah Tanjung Bunga seluas ± 3,5 HA dan setelah tanah tersebut diklarifikasi bukti kepemilikan atas tanah tersebut oleh Notaris J. Dumanauw dan Prof. Teng Tjin Leng SH, di mana tanah tersebut dinyatakan tidak bermasalah sesuai dengan bukti rinci atas kepemilikan tanah tersebut maka selanjutnya tanah itu dibeli oleh Yayasan secara cicil.
PEMBANGUNAN KAMPUS
Seluruh pembayaran untuk cicilan harga tanah tersebut dijamin bayarannya oleh saudara John Chandra Sjarif hingga lunas. Walaupun semua pelunasan tanah-tanah ini kami yang jamin dan selesaikan, tapi semua nama yang dicantumkan dalam AKTA JUAL BELI tersebut tidak ada satupun yang memakai nama John Chandra Sjarif, tapi memakai nama-nama Prof. Dr. C. Salombe, Drs. Alex Walalangi, Drs. Jack Kadehi, dan Ir. J. Rumengan.
Adapun lokasi tanah kampus ini kami pilih untuk menjaga agar keselamatan dari kecelakaan para mahasiswa karena jalur ke timur dekat Unhas sangat padat dan juga untuk kegiatan kemahasiswaan tidak terkonsentrasi ke satu wilayah, walaupun kami tahu bahwa ada juga yang keberatan.
Sejak tahun 1985 / 1986 pihak Yayasan mulai membangun Gedung Serba Guna sebagai tempat perkuliahan pertama di kampus Tanjung Bunga atas sebagian bantuan dari miserior Aptik dan dana yayasan sendiri.
Pembangunan gedung serba guna mulai dirintis pada tahun 1985, pada tahun itu sudah dilaksanakan peletakan batu pertama, dan selesai dibangun pada media Juni 1986. Kemudian tempat perkuliahan itu diresmikan oleh Uskup Agung Makassar Mgr. Dr. Frans V. Roessel CICM dan Walikota Madya Makassar Bapak Janci Raib pada tanggal 19 Juni 1986.
Universitas Atma Jaya Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya, didirikan dengan Akte Notaris Joost Dumanauw No. 17 tanggal 9 Juni 1980 (yang kemudian diperbaharui dengan akte Notaris Sitske Limowa No. 69 tanggal 14 februari 1985). Dengan dasar ini Panitia Pendiri Universitas Atma Jaya Makassar yang dikoordinasikan oleh Prof. Dr. C. Salombe dan Prof. Teng Tjin Leng melakukan persiapan dan upaya perwujudan pendirian Universitas Atma Jaya Makassar. berkat kerja keras Panitia, dan restu Wali Gereja KAUP Makassar, Mgr. Dr. Frans van Roessel serta dukungan berbagai pihak termasuk Pemerintah Daerah, Universitas Atma Jaya Makassar mulai tahun akademik 1981/1982, berdasarkan Surat Koordinator Kopertis Wilayah VII No. 085/1981 tanggal 14 Juli 1981, memulai kegiatan akademiknya.
Fakultas sebagai berikut :
-
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
a. Program Studi Akuntansi
b. Program Studi Manajemen
c. Magister (S2) Akuntansi -
Fakultas Hukum
a. Program Studi Ilmu Hukum -
Fakultas Teknik
a. Program Studi Teknik Elektro
b. Program Studi Teknik Mesin
c. Program Studi Teknik Sipil -
Fakultas Teknologi Informasi
a. Program Studi Teknik Informatika
b. Program Studi Sistem Informasi -
Fakultas Psikologi
a. Program Studi Psikologi
Sejak berdirinya Universitas Atma Jaya Makassar telah dipimpin oleh:
1. Prof. Mr. Teng Tjing Leng
2. Letkol. Dr. S. J. Jobs
3. Drs. Lucas Paliling, Lic.
4. Prof. Eduard Frans Likardja, SH.
5. Dr. Piet Timang, Pr
6. Dr. Alex Paat, Lic. Ed.
7. Prof. Dr. Ir. Tjodi Harlim
8. Rafael Tunggu, SH.,MS.
9. Drs. Felix Layadi, Lic. Th.
10. Ferdinandus Sampe, S.E., M.Bus., Ph.D.
11. Dr. Wihalminus Sombo Layuk, S.E.,M.Si